Senin, 06 Agustus 2012
WAN
CARA
INSTALASI JARINGAN WAN
Cara Instalasi Jaringan WAN
Peralatan
1.
Kompas dan peta topografi
2.
Penggaris dan busur derajat
3.
Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS,
altimeter, klinometer
5. Kaca
pantul dan teropong
6.
Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco
PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8 . Multimeter, SWR, cable tester, solder,
timah, tang potong kabel
9.
Peralatan panjat, harness, trikbiner, webbing, cows tail, pulley
10.
Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng
set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11.
Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor
RJ45
12.
Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet,
firmware dan operating system (NT, W2K,
W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya).
Survey
Lokasi
1.
Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dgn
GPS dan kompas pada peta
2.
Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang
path
3.
Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian
antena
4.
Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden
station, over shoot dan test noise serta interferensi
5.
Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif
seandainya ada kesulitan dlm instalasi
6.
Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan
alat.
Pemasangan Konektor
1.
Kuliti kabel coaxial dgn penampang melintang, spesifikasi kabel minimum
ialah RG 8 9913 dgn perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2.
Jangan sampai terjadi goresan berlebihan sebab perambatan gelombang
mikro ialah pada permukaan kabel
3.
Pasang konektor dgn cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4.
Solder pin ujung konektor dgn cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi
short
5.
Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan
konektor tidak mudah bergeser
6.
Tutup permukaan konektor dgn aluminium foil utk mencegah kebocoran dan
interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7. Lapisi
konektor dgn aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dgn
isolator TBA (biasa utk pemasangan pipa saluran air / kabel listrik instalasi
rumah)
8.
Terakhir, tutup seluruh permukaan dgn isolator karet utk mencegah air
9. Utk
perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10.
Konektor terbaik ialah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga
sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dgn memakai crimping tools,
disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet.
Pembuatan
POE
1.
Power over ethernet diperlukan utk melakukan injeksi catu daya ke
perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat
mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2. POE
memakai 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair utk injeksi + (positif)
power dan 1 pair utk injeksi – (negatif) power, dipakai kabel pair (sepasang)
utk menghindari penurunan daya sebab kabel loss
3.
Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dlm pembuatan POE ialah
bagaimana trik mencegah terjadinya short, sebab kabel dan konektor power
penampangnya kecil dan mudah bergeser / tertarik, tetesi dgn lilin / isolator
gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4.
Sebelum dipakai uji terlebih dahulu semua sambungan dgn multimeter
Instalasi
Antena
1.
Pasang pipa dgn metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone
terlewati terhadap obstructure terdekat
2.
Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan
kaki utk memanjat dan anker cows tail
3. Cek
semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir jika ada
4.
Pasang antena dgn rapi dan benar, arahkan dgn memakai kompas dan GPS
sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5.
Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi
beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena
6.
Perhatikan dlm memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk
yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk seutkkian rupa sehingga air
hujan bebas jatuh ke bawah
Instalasi
Perangkat Radio
1.
Instal PC Card dan Orinoco dgn benar sampai dikenali oleh OS tanpa
konflik dan pastikan semua driver serta utility bisa bekerja sempurna
2.
Instalasi pada OS W2K membutuhkan driver terbaru dari web site dan ada
di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K
melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari
Device Manager
3.
Instalasi pada NT membutuhkan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA,
pada BIOS lebih baik matikan semua
device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak
diperlukan
4.
Semua prosedur ini bisa diselesaikan dlm waktu kurang dari 30 menit
tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur
selanjutnya
5.
Apajika terus menerus terjadi kesulitan instalasi, utk sementara utk
efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit
masalah
6. Pada
instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet
dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7.
Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client,
SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dgn memakai antena
helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil
8.
Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna
Pengujian
Noise
1. Jika
semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai
lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default
2.
Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari
station lain disekitarnya, jika ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) /
bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan
potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun,
pertimbangkan utk berunding dgn operator BTS / station eksisting tersebut
3.
Perhatikan berapa tingkat noise, jika mencapai lebih dari tingkat
sensitifitas radio (biasanya ialah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio),
misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi,
tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4.
Perhitungan standar signal strenght ialah 0 % – 40 % poor, 40 % – 60 %
good, 60 % – 100 % excellent, apajika signal strenght yang diterima ialah 60 %
akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya ialah poor connection (60 %
– 20 % – 40 % poor), maka sebisa mungkin signal strenght harus mencapai 80 %
5.
Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa
dilihat dari persentasi jumlah RTO dlm continous ping) diatas 3 % – 7 %
(dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % – 3 %
dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang
6.
Perhitungan yang sama bisa dipergunakan utk memperhatikan station lawan
/ BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang
utk menbisakan stabilitas koneksi yang diharapkan
7.
Pertimbangkan alternatif skenario lain jika sejumlah permasalahan di
atas tidak bisa diatasi, misalkan dgn memindahkan station ke tempat lain,
memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya / dgn metode 3 titik (repeater)
dll.
Perakitan
Antena
1.
Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit
sebab terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dgn jenis patch panel, panel
sector maupun omni directional
2.
Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang
disertakan
3.
Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor
4.
Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus,
maka pada waktu perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor
terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas
seperti misalnya perubahan gain (db) antena
5.
Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa
merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang
diperlukan
Pointing
Antena
1.
Setrik umum antena dipasang dgn polarisasi horizontal
2.
Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini
kita anggap titik tengah arah (center beam)
3.
Geser antena dgn arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam,
satu per satu pada setiap tahap dgn perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi
beam width antena utk setiap sisi (kiri / kanan), misalkan antena 24 db,
biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri
maupun kanan center beam ialah 6 derajat
4. Beri
tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik
dilakukan dgn trik mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang
harus diperhatikan ialah signal strenght, noise dan stabilitas
5.
Sebab kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki
utility grafis utk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali
statistik dan PER) maka agar lebih praktis, utk pointing gunakan perangkat
radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco / gunakan
Wave Rider
6. Selanjutnya
jika diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dgn klino meter sesuai sudut
antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan
bandingkan dgn kontur pada peta topografi
7.
Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka
apajika diperlukan bisa dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal
ke vertical utk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi,
syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di
kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi
antena juga harus dibalik menjadi vertical).
Pengujian
Koneksi Radio
1.
Lakukan pengujian signal, mirip dgn pengujian noise, hanya saja pada
waktu ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio
2.
Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dgn identitas BTS / AP
tujuan, utkkian juga enkripsinya, apajika dipergunakan otentikasi MAC Address
maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Jika
memakai otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih
dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4.
Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio ialah berfungsi sebagai
bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang
didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP
saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dlm tabel routing
5.
Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio
terpasang, utk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router,
maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address
yang satu subnet dgn IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio,
agar utility yang dipasang di router bisa mengenali radio
6.
Lakukan continuos ping utk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7. Jika
telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise)
maka lakukan uji troughput dgn melakukan koneksi FTP (dgn software FTP client)
ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi
ideal average troughput akan seimbang baik waktu download maupun up load,
maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps ialah sekitar 600 kbps dan per TCP
connection dgn MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8.
Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP
connection setrik simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat
dgn harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka bisa diaktifkan
sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600
9. /
dgn trik yang lebih sederhana, dipakai skala yang lebih kecil, 12 concurrent
connection dgn trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai
60 kbps (average) ? jika tercapai maka stabilitas koneksi sudah bisa dijamin
berada pada level maksimum
10.
Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan
apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar