Posted by Ruben Cell on Kamis, Juli 28, 2011
Konsep Dasar Jaringan WAN
1. Latar Belakang dan Sejarah Jaringan
Pada tahun 1940-an di Amerika ada sebuah penelitian yang ingin
memanfaatkan sebuah perangkat komputer secara bersama. Ditahun 1950-an
ketika jenis komputer mulai membesar sampai terciptanya super komputer,
karena mahalnya harga perangkat komputer maka ada tuntutan sebuah
komputer mesti melayani beberapa terminal. Dari sinilah maka muncul
konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS
(Time Sharing System), bentuk pertama kali jaringan (network) komputer
diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri
ke sebuah host komputer.
Selanjutnya konsep ini berkembang menjadi proses distribusi (Distributed
Processing). Dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah
pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang
tersambung secara seri disetiap host komputer.
Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan
konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan
jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama
maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa
melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan
lokal yang dikenal dengan sebutan LAN (Local Area Network). Demikian
pula ketika Internet mulai diperkenalkan, maka sebagian besar LAN yang
berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa
ditingkat dunia yang disebut dengan istilah WAN (Word Area Network).
2. Jenis-jenis jaringan
Secara umum jaringan komputer terdiri atas lima jenis:
a. Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan local yang digunakan oleh
suatu organisasi untuk berbagi sumber daya (resources sharing) seperti
printer dan file. LAN biasanya dibangun dan dikelola oleh organisasi
tersebut. Teknologi LAN antara lain Ethernet, Token Ring dan FDDI.
b. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang
berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama
dengan LAN. MAN dapat mencakup kantorkantor perusahaan yang letaknya
berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan
dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.
c. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang
luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN memungkinkan
terjadinya komunikasi diantara dua perangkat yang terpisah jarak yang
sangat jauh. WAN menginterkoneksikan beberapa LAN yang kemudian
menyediakan
akses ke komputer komputer atau file server pada lokasi lain. Beberapa
teknologi WAN antara lain adalah Modem, ISDN, DSL, Frame Relay, T1, E1,
T3, E3 dan SONET.
d. Intranet
Melibatkan jaringan LAN dan Web Server yang terpasang pada jaringan LAN
tersebut. Web Server digunakan untuk melayani permintaan pengguna
internal suatu organisasi untuk menampilkan data dan gambar. Intranet
ini mempunyai sifat tertutup yang berarti pengguna dari luar organisasi
tidak dapat mengaksesnya.
e. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali menggunakan
perangkat keras dan perangkat lunak yang berbedabeda. Orang yang
terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan
orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini
memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak compatibel dan
berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang
disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang
diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan
jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.
Ketika sebuah perusahaan berkembang menjadi beberapa lokasi, maka masing
masing lokasi mengembangkan jaringan lokalnya. Ketika dibutuhkan
koneksi antar LAN pada perusahaan tersebut maka
terbentuklah Wide Area Network.
3. Wide Area Network
Terdapat begitu banyak pilihan yang tersedia untuk mengimplementasikan
WAN yang bisa dibedakan berdasarkan teknologi, kecepatan dan biaya yang
dibutuhkan.
Satu perbedaan utama LAN dengan WAN adalah organisasi harus berlangganan
kepada penyedia jaringan dari perusahaan penyedia jaringan yang ada.
Sebuah WAN menggunakan jalur data untuk membawa data menuju ke internet
dan menghubungkan lokasi lokasi perusahaan yang terpisah pisah. Telepon
dan layanan data yang paling banyak digunakan pada WAN.
Perangkat pada pelanggan disebut CPE (Customer Premises Equipment).
Pelanggan memiliki sendiri atau menyewa dari service provider. Kabel
tembaga, serat optik atau wireless yang digunakan untuk menghubungkan
CPE ke sentral provider terdekat atau ke kantor pusat dari service
provider. Media ini sering disebut dengan local loop.
Perangkat
yang meletakkan data ke local loop disebut DCE (Data
Circuit-terminating Equipment). Perangkat pelanggan yang melewatkan data
ke DCE disebut dengan DTE (Data Terminal Equipment).
Jalur WAN menyediakan berbagai macam kecepatan data yang diukur dalam
satuan kilobits per second. Dibawah ini berbagai teknologi WAN dan
kecepatan yang tersedia.
Teknologi WAN dan Kecepatannya
a. Perangkat WAN
WAN menghubungkan beberapa LAN melalui jalur komunikasi dari service
provider. Karena jalur komunikasi tidak bisa langsung dimasukkan ke LAN
maka diperlukan beberapa perangkat interface.
Perangkat perangkat tersebut antara lain:
1) Router
LAN mengirimkan data ke Router, kemudian Router akan menganalisa
berdasarkan informasi alamat pada layer 3. Kemudian Router akan
meneruskan data tersebut ke interface WAN yang sesuai berdasarkan
routing table yang dimilikinya. Router adalah perangkat jaringan yang
aktif dan intelegent dan dapat berpartisipasi dalam manajemen jaringan.
Router mengatur jaringan dengan menyediakan kontrol dinamis melalui
sumber
daya dan mendukung tugas dan tujuan dari jaringan. Beberapa tujuan
tersebut antara lain konektivitas, perfomansi yang reliabel, kontrol
manajemen dan fleksibilitas.
2) CSU / DSU
Jalur komunikasi membutuhkan sinyal dengan format yang sesuai. Untuk
jalur digital, sebuah Channel Service Unit (CSU) dan Data Service Unit
(DSU) dibutuhkan. Keduanya sering digabung menjadi sebuah perangkat yang
disebut CSU/DSU.
3) Modem
Modem adalah sebuah perangkat dibutuhkan untuk mempersiapkan data untuk
transmisi melalui local loop. Modem lebih dibutuhkan untuk jalur
komunikasi analog dibandingkan digital. Modem mengirim data melalui
jalur telepon dengan memodulasi dan demodulasi sinyal. Sinyal digital
ditumpangkan ke sinyal suara analog yang dimodulasi untuk
ditransmisikan. Pada sisi penerima sinyal analog dikembalikan menjadi
sinyal digital atau demodulasi.
4) Communication Server
Communication Server mengkonsentrasikan komunikasi pengguna dial-in dan
remote akses ke LAN. Communication Server memiliki beberapa interface
analog dan digital serta mampu melayani beberapa user sekaligus.
b. Standar WAN
WAN menggunakan OSI layer tetapi hanya fokus pada layer 1 dan 2. Standar
WAN pada umumnya menggambarkan baik metode pengiriman layer 1 dan
kebutuhan layer 2, termasuk alamat fisik, aliran data dan enkapsulasi.
Dibawah ini adalah organisasi yang mengatur standar WAN.
Layer 1
Protokol layer 1 menjelaskan bagaimana menyediakan secara elektris,
mekanis, operasi dan fungsi koneksi yang disediakan oleh service
provider. Beberapa standar fisik dan konektornya digambarkan dibawah
ini.
Data link layer menjelaskan bagaimana data dienkapsulasi untuk transmisi
ke remote site, dan mekanisme untuk pengiriman yang menghasilkan frame.
Ada bermacam macam teknologi yang digunakan seperti ISDN, Frame Relay
atau Asynchronous Transfer Mode (ATM). Protokol ini menggunakan dasar
mekanisme framing
yang sama, yaitu High-Level Data Link Control (HDLC) atau satu dari beberapa variannya seperti Point to Point Protocol.
4. Dasar dasar Routing
a. Routing Langsung dan Tidak Langsung
Proses pengiriman datagram IP selalu menggunakan tabel routing. Tabel
routing berisi informasi yang diperlukan untuk menentukan ke mana
datagram harus di kirim. Datagram dapat dikirim langsung ke host tujuan
atau harus melalui host lain terlebih dahulu tergantung pada tabel
routing.
Gambar
diatas memperlihatkan jaringan TCP/ IP yang menggunakan teknologi
Ethernet. Pada jaringan tersebut host osiris mengirimkan data ke host
seth, alamat tujuan datagram adalah ip address host seth dan alamat
sumber datagram adalah ip address host osiris. Frame yang dikirimkan
oleh host osiris juga memiliki alamat tujuan frame MAC Address host Seth
dan alamat sumbernya adalah host osiris. Pada saat host osiris
mengirimkan frame, host seth membaca bahwa frame tersebut ditujukan
kepada alamat ethernetnya. Setelah melepas header frame, host seth
kemudian mengetahui bahwa IP address tujuan datagram tersebut juga
adalah IP addressnya. Dengan demikian host seth meneruskan datagram ke
lapisan transport untuk diproses lebih lanjut. Komunikasi model seperti
ini disebut sebagai routing langsung.
Pada
gambar diatas terlihat bahwa host osiris dan host anubis terletak pada
jaringan Ethernet yang berbeda. Kedua jaringan tersebut dihubungkan oleh
host khensu. Host khensu memiliki lebih dari satu interface dan dapat
melewatkan datagram dari satu interface ke intreface lain (atau
bertindak sebagai router). Ketika
mengirimkan data ke host anubis, osiris memeriksa tabel routing dan
mengetahui bahwa data tersebut harus melewati host khensu terlebih
dahulu. Dengan kondisi seperti ini datagram yang dikirim host osiris ke
host anubis memiliki alamat tujuan IP Address host anubis dan alamat
sumber IP Address host osiris tetapi frame
ethernet yang dikirimnya diberi alamat tujuan MAC Address host khensu dan alamat sumber MAC Address host osiris.
Ketika
host osiris mengirimkan frame ke jaringan, khensu membaca bahwa alamat
ethernet yang dituju frame tersebut adalah alamat ethernetnya. Ketika
host khensu melepas header frame, diketahui bahwa host yang dituju oleh
datagram adalah host anubis. Host khensu kemudian memeriksa tabel
routing yang dimilikinya untuk meneruskan datagram tersebut.
Dari hasil pemeriksaan tabel routing, host khensu mengetahui bahwa host
anubis terletak dalam satu jaringan ethernet dengannya. Dengan demikian
datagram tersebut dapat langsung disampaikan oleh host khensu ke host
anubis. Pada pengiriman data tersebut, alamat tujuan dan sumber datagram
tetap IP Address host anubis dan host osiris tetapi alamat tujuan dan
sumber frame Ethernet menjadi MAC Address host anubis dan host khensu.
Komunikasi seperti ini disebut sebagai routing tak langsung karena untuk
mencapai host tujuan, datagram harus melewati host lain yang bertidak
sebagai router.
Pada dua kasus diatas terlihat proses yang terjadi pada lapisan internet
ketika mengirimkan dan menerima datagram. Pada saat mengirimkan
datagram, host harus memeriksa apakah alamat tujuan datagram terletak
pada jaringan yang sama atau tidak. Jika lamat tujuan datagram terletak
pada jaringan yang sama , datagram
dapat langsung disampaikan. Jika ternyata alamat tujuan datagram tidak
terletak pada jaringan yang sama, datagram tersebut harus disampaikan
melalui host lain yang bertindak sebagai router. Pada saat menerima
datagram host harus memeriksa apakah ia merukapakan tujuan dari datagram
tersebut. Jika memang demikian maka data diteruskan ke lapisan
transport. Jika ia bukan tujuan dari datagram tersebut, maka datagram
tersebut dibuang. Jika host yang menerima datagram tersebut sebuah
router, maka ia meneruskan datagram ke interface yang menuju alamat
tujuan datagram.
b. Jenis Konfigurasi Routing
Konfigurasi routing secara umum terdiri dari 3 macam yaitu:
1. Minimal Routing
Dari namanya dapat diketahui bahwa ini adalah konfigurasi yang paling
sederhana tapi mutlak diperlukan. Biasanya minimal routing dipasang pada
network yang terisolasi dari network lain atau dengan kata lain hanya
pemakaian lokal saja.
2. Static Routing
Konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam network yang hanya
mempunyai beberapa gateway, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3. Static
routing dibuat secara manual pada masing-masing gateway. Jenis ini masih
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil. Stabil dalam arti kata
jarang down. Jaringan yang tidak stabil yang dipasang static routing
dapat membuat kacau seluruh routing, karena tabel routing yang diberikan
oleh gateway tidak benar sehingga paket data yang seharusnya tidak bisa
diteruskan masih saja dicoba sehingga menghabiskan bandwith. Terlebih
menyusahkan lagi apabila network semakin berkembang. Setiap penambahan
sebuah router, maka router yang telah ada sebelumnya harus diberikan
tabel routing tambahan secara manual. Jadi jelas, static routing tidak
mungkin dipakai untuk jaringan besar, karena membutuh effort yang besar
untuk mengupdatenya.
3. Dynamic Routing
Dalam sebuah network dimana terdapat jalur routing lebih dari satu rute
untuk mencapai tujuan yang sama biasanya menggunakan dynamic routing.
Dan juga selain itu network besar yang terdapat lebih dari 3 gateway.
Dengan dynamic routing, tinggal menjalankan routing protokol yang
dipilih dan biarkan bekerja. Secara otomatis tabel routing yang terbaru
akan didapatkan. Seperti dua sisi uang, dynamic routing selain
menguntungkan juga sedikit merugikan. Dynamic routing memerlukan routing
protokol untuk membuat tabel routing dan routing protokol ini bisa
memakan resource komputer.
c. Routing Protocol
Protokol routing merupakan aturan yang mempertukarkan informasi routing
yang nantinya akan membentuk tabel routing sedangkan routing adalah aksi
pengiriman-pengiriman paket data berdasarkan tabel routing tadi.
Semua routing protokol bertujuan mencari rute tersingkat untuk mencapai
tujuan. Dan masing-masing protokol mempunyai cara dan metodenya
sendiri-sendiri. Secara garis besar, routing protokol dibagi menjadi
Interior Routing Protocol dan Exterior Routing Protocol. Keduanya akan
diterangkan sebagai berikut:
1. Interior Routing Protocol
Sesuai namanya, interior berarti bagian dalam. Dan interior routing
protocol digunakan dalam sebuah network yang dinamakan autonomus systems
(AS) . AS dapat diartikan sebagai sebuah network (bisa besar atau pun
kecil) yang berada dalam satu kendali teknik. AS bisa terdiri dari
beberapa sub network yang masing-masingnya mempunyai gateway untuk
saling berhubungan. Interior routing protocol mempunyai beberapa
macam implemantasi protokol, yaitu:
RIP (Routing Information Protocol). Merupakan protokol routing yang
paling umum dijumpai karena biasanya sudah included dalam sebuah sistem
operasi, biasanya unix atau novell. RIP memakai metode distance-vector
algoritma. Algoritma ini bekerja dengan menambahkan satu angka metrik
kepada ruting apabila melewati satu gateway. Satu kali data melewati
satu gateway maka angka metriknya bertambah satu (atau dengan kata lain
naik satu hop). RIP hanya bisa menangani 15 hop, jika lebih maka host
tujuan dianggap tidak dapat dijangkau. Oleh karena alasan tadi maka RIP
tidak mungkin untuk diterapkan di sebuah AS yang besar. Selain itu RIP
juga mempunyai kekurangan dalam hal network masking. Namun kabar
baiknya, implementasi RIP tidak terlalu sulit ika dibandingkan dengan
OSPF yang akan diterangkan berikut ini.
OSPF (Open Shortest Path First). Merupakan protokol routing yang
kompleks dan memakan resource komputer. Dengan protokol ini, route dapat
dapat dibagi menjadi beberapa jalan. Maksudnya untuk mencapai host
tujuan dimungkinkan untuk mecapainya melalui dua atau lebih rute secara
paralel. Lebih jauh tentang RIP akan diterangkan lebih lanjut. 2.
Exterior Protocol
AS merupakan sebuah network dengan sistem policy yang pegang dalam satu
pusat kendali. Internet terdiri dari ribuan AS yang saling terhubung.
Untuk bisa saling berhubungan antara AS, maka tiap-tiap AS menggunakan
exterior protocol untuk pertukaran informasi routingnya. Informasi
routing yang dipertukarkan bernama reachability information (informasi
keterjangkauan). Tidak banyak router yang menjalankan routing
protokol ini. Hanya router utama dari sebuah AS yang menjalankannya. Dan
untuk terhubung ke internet setaip AS harus mempunyai nomor sendiri.
Protokol yang mengimplementasikan exterior:
EGP (Exterior Gateway Protocol). Protokol ini mengumumkan ke AS lainnya
tentang network yang berada di bawahnya. Pengumumannya kira-kira
berbunyi:" Kalau hendak pergi ke AS nomor sekian dengan nomor network
sekian, maka silahkan melewati saya". Router utama menerima routing dari
router-router AS yang lain tanpa mengevaluasinya. Maksudnya, rute untuk
ke sebuah AS bisa jadi lebih dari satu rute dan EGP menerima semuanya
tanpa mempertimbangkan rute terbaik.
BGP (Border Gateway Protocol). BGP sudah mempertimbangkan rute terbaik
untuk dipilih. Seperti EGP, BGP juga mepertukarkan reachability
information. d. ARP
Untuk keperluan mapping IP address ke Alamat Ethernet maka di buat
protokol ARP (Address Resolution Protocol). Proses mapping ini dilakukan
hanya untuk datagram yaang dikirim host karena pada saat inilah host
menambahkan header Ethernet pada datagram.
Penerjemahan dari IP address ke alamat Ethernet dilakukan dengan melihat
sebuah tabel yang disebut sebagai cache ARP, (lihat tabel 1).
Entri cache ARP berisi IP address host beserta alamat Ethernet untuk
host tersebut. Tabel ini diperlukan karena tidak ada hubungan sama
sekali antara IP address dengan alamat Ethernet. IP address suatu host
bergantung pada IP address jaringan tempat host tersebut berada,
sementara alamat Ethernet sebuah card
bergantung pada alamat yang diberikan oleh pembuatnya.
Mekanisme penterjemahan oleh ARP dapat dijelaskan sebagai berikut. Misal
suatu host A dengan IP address 132.96.11.1 baru dinyalakan, lihat
Gambar 1. Pada saat awal, host ini hanya mengetahui informasi mengenai
interface-nya sendiri, yaitu IP address, alamat network, alamat
broadcast dan alamat ethernet. Dari informasi awal ini, host A tidak
mengetahui alamat ethernet host lain yang terletak satu network
dengannya (cache ARP hanya berisi satu entri, yaitu host A). Jika host
memiliki route default, maka entri yang pertama kali dicari oleh ARP
adalah router default tersebut.
Misalkan terdapat datagram IP dari host A yang ditujukan kepada host B
yang memiliki IP 132.96.11.2 (host B ini terletak satu subnet dengan
host A). Saat ini yang diketahui oleh host A adalah IP address host B
tetapi alamat ethernet B belum diketahui.
Agar dapat mengirimkan datagram ke host B, host A perlu mengisi cache
ARP dengan entri host B. Karena cache ARP tidak dapat digunakan untuk
menerjemahkan IP address host BB menjadi alamat Ethernet, maka host A
harus melakukan dua hal yaitu:
Mengirimkan paket ARP request pada seluruh host di network menggunakan
alamat broadcast Ethernet (FF:FF:FF:FF:FF:FF) untuk meminta jawaban ARP
dari host B, lihat gambar 2.
Menempatkan datagram IP yang hendak dikirim dalam antrian.Paket ARP
request yang dikirim host A kira-kira berbunyi Jika IP address-mu adalah
132.96.11.2, mohon beritahu alamat Ethernetmu . Karena paket ARP
request dikirim ke alamat broadcast Ethernet, setiap interface Ethernet
komputer yang ada dalam satu subnet (jaringan) dapat mendengarnya.
Setiap host dalam jaringan tersebut kemudian memeriksa apakah IP
addressnya sama dengan IP address yang diminta oleh host A.
Host
B yang mengetahui bahwa yang diminta oleh host A adalah IP address yang
dimilikinya langsung memberikan jawaban dengan mengirimkan paket ARP
response langsung ke alamat ethernet pengirim (host A), seperti terlihat
pada gambar 3. Paket ARP request tersebut kira-kira berbunyi IP address
132.96.11.2 adalah milik saya, sekarang saya berikan alamat ethernet
saya .
Paket
ARP request dari host B tersebut diterima oleh host A dan host A
kemudian menambahkan entri IP addresss host B beserta alamat
Ethernet-nya ke dalam cache ARP, lihat gambar 4.
Saat
ini host A telah memiliki entri untuk host B di tabel cache ARP, dengan
demikian datagram IP yang semula dimasukkan ke dalam antrian dapat
diberi header Ethernet dan dikirim ke host B.
Secara ringkas proses ARP adalah:
Host mengirimkan paket ARP request dengan alamat broadcast Etehrnet.
Datagram IP yang dikirim dimasukkan ke dalam antrian.
Paket ARP respon diterima host dan host mengisi tabel ARP dengan entri baru.
Datagram IP yang terletak dalam antrian diberi header Ethernet.
Host mengirimkan frame Ethernet ke jaringan.Setiap data ARP yang
diperoleh disimpan dalam tabel cache ARP dan cache ini diberi umur.
Setiap umur entri tersebut terlampaui, entri ARP dihapus dari tabel dan
untuk mengisi tabel. Jika host akan mengirimkan datagram ke host yang
sudah dihapus dari cache ARP, host kembali perlu melakukan
langkah-langkah diatas. Dengan cara ini dimungkinkan terjadinya
perubahan isi cache ARP yang dapat menunjukkan dinamika jaringan. Jika
sebuat host di jaringan dimatikan, maka selang beberapa saat kemudian
entri ARP untuk
host tersebut dihapus karena kadaluarsa. Jika card ethernetnya diganti,
maka beberapa saat kemudian entri ARP host berubah dengan informasi
alamat ethernet yang baru.
5. Enkapsulasi HDLC (High-Level Data Link Control)
Pada umumnya, komunikasi serial berdasarkan protokol character oriented.
Protokol bit oriented lebih efisien tetapi mereka juga proprietary.
Pada tahun 1979, ISO menyetujui HDLC sebagai standar untuk protokol bit
oriented pada data link layer yang mengenkapsulasi data pada synchronous
serial data link. Sejak 1981, ITU-T telah mengembangkan berbagai seri
dari pengembangan HDLC. Beberapa contoh dari protokol tersebut adalah:
Link Access Procedure, Balanced ( LAPB ) untuk X.25
Link Access Procedure on the D channel ( LAPD ) untuk ISDN
Link Access Procedure for Modem ( LAPM ) dan PPP untuk modem
Link Access for Frame Relay ( LAPF ) untuk Frame Relay.HDLC menggunakan
transmisi serial synchronous yang menyediakan komunikasi bebas error
diantara 2 titik. HDLC menjelaskan struktur frame Layer 2 yang
memperbolehkan flow control dan error control menggunakan acknowledgment
dan windowing scheme. Setiap frame memiliki format yang sama, baik
frame data atau control.
Pada router merk tertentu, HDLC yang digunakan merupakan proprietary
sendiri. HDLC menggunakan sebuah field proprietary. Field ini
memungkinkan beberapa network layer protocol untuk berbagi jalur
serial yang sama. HDLC merupakan default Layer 2 protokol untuk interface serial.
HDLC mempunyai tiga tipe frame, dimana setiap frame memiliki format yang berbeda yaitu:
Information frame (I -frames), membawa data untuk dikirimkan.
Menambahkan flow dan error control, dimana data mungkin minta dikirimkan
ulang (piggyback).
Supervisory frame (S-frames), menyediakan mekanisme request dan respond ketika piggybacking tidak digunakan.
Unnumbered frames (U-frames), menyediakan tambahan fungsi pengontrolan
jalur seperti setup koneksi dll.Satu atau 2 bit pertama dari field
control mengidentifikasikan tipe frame. Pada field control dari I
-frames, send-sequence number menunjuk pada nomor frame yang dikirimkan
selanjutnya. Receivesequence
number menunjukan nomer dari frame yang diterima selanjutnya. Kedua
pengirim dan penerima memelihara send dan receive sequence number.
HDLC
dapat digunakan untuk protokol point-to-point yang dapat digunakan pada
leased line diantara dua perangkat dengan merk sejenis. Ketika
berkomunikasi dengan perangkat dengan merk yang berbera maka dapat
menggunakan PPP.
6. Enkapsulasi PPP (Point to Point Protocol)
PPP menggunakan arsitektur berlapis. Arsitektur berlapis adalah model
logik, desain atau cetak biru yang membantu komunikasi diantara lapisan
interkoneksi. OSI model adalah arsitektur berlapis yang digunakan pada
jaringan. PPP menyediakan metode untuk mengenkapsulasi multi-protocol
datagram melalui jalur point-to-point dan menggunakan lapisan data link
untuk mengetes koneksi. PPP terdiri dari dua sub-protocol yaitu:
Link Control Protocol (LCP), digunakan untuk membangun jalur point-to-point
Network Control Protocol (NCP), digunakan untuk mengkonfigurasi berbagai protokol network layer.
PPP dapat mengkonfigurasi berbagai tipe interface fisik yaitu:Asynchronous serial
Synchronous serial
High-Speed Serial Interface ( HSSI )
ISDNPPP menggunakan LCP untuk menegosiasikan dan pilihan kontrol setup
pada data link WAN. PPP menggunakan komponen NCP untuk enkapsulasi dan
pilihan negosiasi untuk berbagai protokol network layer. LCP berada di
atas physical layer dan digunakan untuk membangun, mengkonfigurasi dan
mengetes koneksi data link.
PPP juga menggunakan LCP untuk secara otomatis menyetujui pilihan format enkapsulasi seperti dibawah ini:
Authentication, pilihan otentikasi membutuhkan sisi pemanggil untuk
memasukkan informasi untuk membantu terpanggil mendapatkan ijin sesuai
setting network administrator jaringan terpanggil. Ada dua pilihan
otentikasi yaitu Password Authentication Protocol (PAP) dan Challenge
Handshake Authentication Protocol (CHAP).
Compression, pilihan kompresi meningkatkan efektifitas throughput pada
koneksi PPP dengan mengurangi sejumlah data pada frame yang harus
melalui jalur. Protokol akan medekompres frame pada tujuan. Dua protokol
kompresi yang tersedia adalah Stacker dan Predictor.
Error detection, mekanisme error detection dengan PPP memungkinkan proses untuk mengidentifikasi kondisi.
Multilink, CISCO IOS Release 11.1 dan sesudahnya mendukung PPP
multilink. Ini alternatif yang menyediakan load balance melalui
interface router dimana PPP digunakan.
PPP Callback, untuk penangan keamanan di masa yang akan datang. Dengan
pilihan LCP, sebuah router dapat berperilaku sebagai client callback
atau sebagai server callback. Client melakukan inisialisasi call,
meminta agar bias di callback, dan mengakhiri callback. Router callback
menjawab inisialisasi call dan melakukan panggilan jawaban ke client
berdasarkan konfigurasinya. LCP juga akan melakukan:
Menangani berbagai batas dari ukuran paket
Mendeteksi kesalahan konfigurasi yang umum
Mengakhiri jalur
Memastikan ketika jalur berfungsi baik atau ketika sedang rusak PPP
mengijinkan berbagai protokol network layer untuk beroperasi pada jalur
komunikasi yang sama. Untuk setiap protokol network layer yang
digunakan, disediakan NCP yang berbeda. Sebagai contoh, Internet
Protocol (IP) menggunakan IP Control Protocol (IPCP), dan Internetwork
Packet Exchange (IPX) menggunakan Novell IPX Control Protocol (IPXCP).
NCP termasuk field field functional yang berisi kode
standar untuk mengidentifikasi protokol network layer yang digunakan.
Field pada frame PPP adalah sebagai berikut:
Flag, mengidentifikasi awal atau akhir frame dan konsisten berisi urutan biner 01111110.
Address, berisi broadcast address standar, dimana urutan biner 11111111.
PPP tidak memberikan alamat individu untuk setiap station.
Control, 1 byte yang berisi urutan biner 00000011, dimana panggilan untuk transmisi data user tidak berurut.
Protocol, 2 byte yang mengidentifikasi protokol yang di enkapsulasi data field data pada frame.
Data, 0 atau lebih byte yang berisi datagram untuk protokol yang
dispesifikasikan pada field protocol. Akhir field data dapat ditemukan
dengan lokasi dari urutan flag penutup. Maksimum panjang field default
adalah 1.500 byte.
FCS, normalnya 16 bit atau 2 byte yang menunjukkan karakter extra yang ditambahkan pada frame untuk fungsi error control.
Membangun sesi PPP melalui tiga fase. Fase tersebut adalah pembangunan jalur, authentikasi dan fase network layer.
Frame LCP digunakan untuk memastikan kerja setiap LCP fase. Tiga kelas dari LCP frame yang digunakan untuk PPP adalah:
Frame Pembangunan Jalur digunakan untuk membangun dan mengkonfigurasi jalur.
Frame Terminasi Jalur digunakan untuk mengakhiri jalur.
Frame Pemeliharaan Jalur digunakan untuk mengatur dan melakukan debug terhadap jalur.Tiga sesi pembangunan PPP adalah:
Fase Pembangunan Jalur, pada fase ini perangkat PPP mengirim LCP frame
untuk mengkonfigurasi dan mengetes jalur data. Frame LCP berisi
configuration option field yang memungkinkan perangkat untuk
menegosiasikan pilihan yang digunakan seperti maksimum transmission unit
(MTU), kompresi dari beberapa field PP dan protokol otentikasi field.
Jika sebuah pilihan konfigurasi tidak termasuk dalam paket LCP, nilai
default untuk konfigurasi tersebut yang digunakan. Sebelum beberapa
paket network layer dapat dikirimkan, LCP pertama tama harus membuka
koneksi dan menegosiasikan parameter konfigurasi. Fase ini selesai
ketika sebuah frame configuration acknowledgment telah dikirim dan
diterima.
Fase Authentication ( boleh ada boleh tidak), setelah jalur dibangun dan
protokol otentikasi diputuskan, maka melakukan proses otentikasi.
Otentikasi jika digunakan mengambil tempat sebelum memasuki fase
protokol network layer. Sebagai bagian dari fase ini, LCP juga
memperbolehkan sebuah pilihan untuk memastikan kualitas jalur. Link ini
di tes untuk memastikan kualitas jalur apakah cukup baik untuk membawa
data protokol network layer.
Fase Protokol Network Layer, pada fase ini perangkat PPP mengirim paket
NCP untuk memilih dan mengkonfigurasi satu atau lebih protokol network
layer seperti IP. Setiap protokol network layer yang telah
dikonfigurasi, satu paket dari setiap network layer dapat dikirimkan
melalui jalur. Jika LCP menutup jalur, hal tersebu diinformasikan ke
protokol network layer sehingga mampu melakukan aksi yang sesuai.
Perintah show interface menunjukkan kondisi LCP dan NCP dalam
konfigurasi PPP. Jalur PPP meninggalkan konfigurasi untuk komunikasi
jalur sampai frame LCP atau NCP menutup jalur atau sampai timer
inactivity habis untuk mengintervensi pengguna.
Pilihan otentikasi membutuhkan sisi pemanggil dari jalur memasuki
informasi otentikasi. Hal ini membantu untuk memastikan pengguna
memiliki ijin dari network administrator untuk membuat panggilan. Ketika
mengkonfigurasi otentikasi PPP, network administrator dapat memilih
Password Authentication Protocol (PAP) atau Challenge Handshake
Authentication Protocol (CHAP). Umumnya CHAP lebih sering digunakan.
PAP menyediakan metode sederhana untuk meremote node untuk
mengidentifikasi pembangunan, menggunakan two way handshake. Setelah
jalur PPP dibangun, username/password secara terus menerus
dikirim dari node tujuan melalui jalur sampai otentikasi telah disetujui atau koneksi diakhiri.
PAP bukan merupakan protokol yang kuat. Password dikirim melalui jalur
dengan bentuk clear text dan tidak ada proteksi. Remote node yang akan
mengontrol frekuensi dan waktu dari masuknya login.
CHAP
digunakan pada startup jalur dan secara periodic di verifikasi untuk
mengidentifikasi remote node menggunakan three-way handshake. CHAP
menampilkan pembangunan jalur dan diulang selama jalur dibangun.
Setelah fase pembangunan jalur PPP selesai, router local mengirim sebuah
pesan challenge ke remote node. Remote node merespon dengan nilai yang
dikalkulasi menggunakan fungsi one-way hash, dimana umumnya Message
Diggest 5 (MD5). Responsenya berdasarkan password dan pesan challenge.
Lokal router akan mengecek respon dengan kalkulasi miliknya sendiri
dengan nilai hash yang diharapkan. Jika nilai sesuai, otentikasi di
setujui, sebaliknya koneksinya akan segera diakhiri.
CHAP menyediakan proteksi melawan serangan playback melalui penggunaan
berbagai nilai challenge yang unik dan tidak dapat diprediksi. Jika
challenge unik dan acak, maka nilai hasil hash juga akan unik dan acak.
Penggunaaan challenge yang diulang ulang akan meningkatkan waktu untuk
sebuah serangan. Router local atau server otentikasi pihak ketiga yang
akan m